Kunjungan ICT Advisor ke TK Sukun 2, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus

Pada tanggal 23 Januari 2008, TK Sukun 2 mendapat kunjungan dari ICT Advisor dari Jakarta Bp Arief Sadiman. Kunjungan tersebut adalah dalam rangka melihat dari dekat pelaksanaan pembelajaran CD Audio Interaktif di TK binaan DBE 2 Tawa Tengah.

gambar 1

Pada awal pembelajaran siswa terlihat sangat tenang dan memperhatikan cerita yang diperdengarkan dari CD Audio. Namun setelah lewat dari kurang lebih 15 menit, anak-anak mulai susah dikendalikan oleh gurunya. Ada yang bertengkar, ada yang bercanda dengan teman disampingnya, bahkan ada pula yang mengganggu gurunya. Kenapa ya kok bisa demikian?

Pada beberapa menit kemudian guru mulai dengan pembelajaran tanpa menggunakan CD Audio Interaktif.  Terlihat anak-anak mulai terpusat perhatiannya lagi. Anak-anak diajak untuk menutup mata, memegang tangan, melihat gambar dan mewarnainya. Yang lebih mengherankan anak-anak tetap ramai namun juga sambil melaksanakan instruksi guru.

Hal yang berbeda terjadi pada kedua model proses pembelajaran tersebut. Kalau dengan menggunakan CD Audio Interaktif langkah-langkah pembelajaran sebenarnya menarik, namun cepat membosankan bagi anak. Sedangkan pada saat guru mengajar tanpa CD Audio anak-anak lebih memperhatikan instruksi guru walaupun tetap ramai. Barangkali memang anak TK belum bisa mendengarkan untuk waktu yang agak lama. Meraka masih mempunyai sifat ingin melihat, ingin mencoba, ingin melakukan dan berekspresi sesuai dengan keinginannya.

3.jpg 

Bapak Arief Sadiman mengatakan, “Pembelajaran CD Audio Interaktif akan lebih bagus, jika guru ikut aktif menunjukkan visualisasi atau ilustrasi di papan tulis. Misalnya ketika diperdengarkan cerita tentang Pak Tani, guru kemudian menggambar Pak Tani di sawah yang sedang membawa cangkul dengan latar belakang lingkungan sawah. Anak-anak dapat diajak berwisata di dalam gambar  dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaktifkan memori anak”

Alangkah menariknya jika CD Audio interaktif disertai dengan visualisasinya. Sangat bagus jika berupa film audio visual. Namun tentu harus merubah program, bukan lagi CD Audio interaktif tetapi CD Audio Visual Interaktif dan CD-CD Audio yang sudah dibuat menjadi mubadzir. 

Agar  CD Audio interaktif  dapat berfungsi optimal, maka ada beberapa solusi, antara lain:

  1. Setiap cerita yang disajikan dalam CD Audio sebaiknya disertai dengan ilustrasi yang berupa gambar sebagai alat untuk memusatkan perhatian anak terhadap cerita yang diperdengarkan. Gambar dapat dibuat oleh guru langsung di papan tulis secara spontanitas, maupun dicetak dengan kertas yang lebih bagus dan berwarna.
  2. Durasi cerita dalam CD Audio interaktif diperpendek menjadi sekitar 5 menit. Untuk cerita yang panjang dapat dilakukan dengan pemotongan cerita setiap 5 menit dengan diselingi nyanyian, permainan, atau model-model pemusatan perhatian oleh guru seperti ice breaking ataupun energizer.
  3. Guru perlu dilatih bagaimana pengelolaan kelas yang baik pada saat anak melakukan kegiatan “mendengarkan”.
  4. Mungkin perlu juga pembelajaran dengan menggunakan CD Audio ini dimodifikasi. Misalnya instruksi-instruksi kegiatan dilakukan oleh guru, sedangkan cerita masih dengan menggunakan CD.
  5. Guru perlu dilatih teknik-teknik pemusatan perhatian untuk anak-anak TK.

Sebagai tambahan informasi, bahwa IAI CD (Interactive Audio Instructional CD) atau CD Pembelejaran Audio Interaktif, sebenarnya sudah diterapkan lebih dari 30 tahun yang lalu diberbagai negara berkembang terumata Ameraka latin. CD Pembelajaran ini diperuntukkan untuk TK-TK yang tidak mempunyai fasilitas yang memadahi, tidak ada guru yang memenuhi standar kualifikasi, jauh dari aliran listrik dan sebagainya. Dengan demikian CD Pembelajaran ini diformat untuk membantu “fasilitator” (bukan guru) dalam membelajarkan anak-anak TK. Di sini fasilitator dan siswa tinggal mengikuti instruksi-instruksi yang ada dalam CD Audio. Jadi fasilitator tinggal mengumpulkan anak-anak, dan mengajaknya mengikuti instruksi dari CD Audio yang sudah diolah matang. Bahkan termasuk pertanyaan maupun tugas sudah diformat dalam CD.

Sekarang CD Pembelajaran sudah dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan terutama disesuai dengan kultur masyarakat negara-negara yang menggunakan. Bahkan materi pembelajaran maupun model-model pembelajaran yang ada dalam CD Audio juga sudah dilakukan penyempurnaan.

Namun demikian sejalan dengan kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, barangkali akan sangat baik jika semua orang yang menggunakan selalu memberikan sumbang pikir demi kemajuan anak bangsa.

Sunarto,

DLC Jawa Tangah

Kini CD

3 Tanggapan

  1. Trims sudah berbagi cerita pak…. 🙂

  2. Pak Narto,
    Terimakasih sudah memuat berita ini. Maju terus pak….Ada nggak gambar yang di TK Blimbingrejo? Saya perlu foto2nya karena proses belajar mengajar di sana bagus sekali…

  3. Menggunakan CD audio di TK saat jam pembelajaran memang susah-susah gampang.
    Sebaiknya sebelum disajikan kepada siswa guru harus sudah mendengarkan isi dari CD tersebut, dengan demikian guru sudah terbayang hal dan kegiatan apa saja yang kira-kira bisa disajikan bersama-sama dengan CD ini.
    Menampilkan tokoh dalam CD ini dalam bentuk boneka misalnya atau guru memainkan peran yang berubah-rubah menggunakan suara dari CD tersebut (dubbing) bisa membuat perhatian anak bertahan lama.
    Anak dimasa kini memang sudah terbiasa sekali dengan tayangan audio visual, namun dengan sedikit usaha dari guru maka sajian audio pun menjadi semakin menarik.

    Mas Gora mohon izin, saya tautkan blog ini ya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: