Pada hari Rabu, 5 Maret 2008 yang lalu, tepatnya pukul 15.00 WIB, angin ribut yang yang cukup dahsyat telah melanda Takengon, Aceh Tengah. Bencana hebat yang jarang terjadi tersebut telah menyedot perhatian banyak pihak. AKP (Apakabar PSBG) yang hadir di tempat kejadian menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa dahsyatnya pusaran angin telah memporak porandakan tatanan yang ada. Kincir air pembangkit listrik nampak berputar dengan kencang tidak seperti biasanya, gerobak yang lagi diparkir nampak terangkat dan maju mundur , katrol pengangkut barang naik turun, batu-batuan terangkat tinggi , bersama lempeng logam, besi dan pasir kemudian tenggelam ke dasar air. Bahkan tampak pula dua penduduk yang sedang berdiri berputar keliling sampai pusing. Alhamdulillah, pihak yang berwajib melaporkan bahwa peristiwa yang disebabkan oleh ulah tangan jahil manusia tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material. Sebaliknya kejadian tersebut telah menyedot perhatian banyak pihak termasuk pengurus 10 PSBG, 10 Master Teacher Trainer (MTT) Nanggroe Aceh Darussalam yang kebetulan ada di tempat kejadian. Kecuali angin Tornado mereka juga menyaksikan bagaimana penduduk setempat telah menyiapkan kereta lumpur untuk mengatisipasi berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan karena kereta tersebut dapat digunakan untuk mengangkut barang-barang milik penduduk menembus lumpur yang mungkin akan ditimbulkan oleh Tornado tersebut.
Para pengunjung AKP tidak perlu kaget membaca berita ini. Kesibukan masyarakat setempat tidak terganggu sama sekali dengan kejadian tersebut karena peristiwa itu terjadi di hotel Penemas, Takengon, tempat para pengurus PSBG sedang mengikuti lokakarya PSBG. Berbagai alat peraga murah telah dihasilkan oleh peserta pelatihan sebagai salah satu pengetahuan dan kemampuan yang perlu mereka kuasai dalam mengelola PSBG. Tornado, kereta lumpur, gerobak, pembangkit litrik tenaga air, katrol adalah sebagian dari Alat Peraga Murah yang mereka hasilkan dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Semua APM tersebut dibuat dengan mengacu pada kompetensi dasar tertentu pada mata pelajaran IPA, Matematika, IPS dan Bahasa Indonesia. Mereka juga memantapkan pemahaman terhadap apa-mengapa dan bagaimana PSBG, struktur organisasi, kepengurusan dan program kerja PSBG, serta penyusunan aplikasi hibah tahap kedua.
Kecuali dua orang nara sumber dari DBE 2 Jakarta (Arief S Sadiman dan Pudji Agustine) pelatihan selama tiga hari tersebut juga difasilitasi oleh staf NAD: para DLC (Mukhtar Yusuf, Jarnawi, Yendra Martarosa) di samping PC (Khatib Latief), Procurement Officer (Debi Armansyah) dan dua orang Pemandu Bidang Studi (Sri Elly dan Wardiah). Kegiatan ditutup dengan kunjungan ke PSBG Burni Bius, Takengon, Aceh Tengah.(asdm).
Filed under: Berita |
Wah, gaya bertuturnya asyik pak! Jadi enak nge-bacanya….! Salut!
Awalnya jadi penasaran dengan bahasa yang disampaikan. Setelah dibaca, ternyata Hasil Alat Peraga yang menjadi pokok permasalahannya. Sukses selalu!!!!
By the way, Bisa kirim informasi tentang Gugus Burni Bius ke email saya?
Thanks