PSBG Sukun, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah, menjadi tempat berlangsungnya roll out DALI yang pertama bagi DBE 2 Jawa Tengah. Roll out yang berlangsung selama tiga hari, 27-29 Oktober 2008 ini diikuti oleh 24 peserta dari 12 sekolah binaan PSBG Sukun.
Roll out kali ini mendapat dukungan yang sangat besar dari seluruh sekolah binaan. Hal ini bisa dilihat ketika pembukaan berlangsung, dimana seluruh kepala sekolah binaan hadir. Tak sia-sia dukungan ini, sebagian besar peserta mengikuti roll out kali dengan sangat antusias. Mereka mengikuti semua sessi dengan penuh semangat. Selain karena mereka tertarik dengan pembelajaran aktif, mereka juga penasaran tentang pembelajaran aktif yang mengintegrasikan ICT (TIK), sekaligus juga mereka ingin menguasai ICT, utamanya komputer. Bagi mereka, DALI ini sesuatu yang sangat baru sehingga perlu diikuti dengan cermat.
Pada awalnya, mereka juga cukup bingung mengikuti alur pelatihan karena banyaknya aktivitas yang harus dilakukan serta peran yang banyak ragamnya. Di modul 2 misalnya, mereka merasa lelah karena harus mencari data ke luar, yakni ketika mereka “singgah” di stasiun data visual dan stasiun survey ekonomi. Namun, berkat kerja keras serta kerjasama yang baik antara fasilitator dan co fasilitator dalam membantu peserta, maka kendala ini dapat teratasi. Lebih-lebih mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman baru selain tentang komputer, seperti kamera digital dan handycam.
Pemberdayaan (Empowerment) MTT menjadi Prioritas
Ada strategi atau pendekatan yang sangat menarik dan menantang. Keseluruhan sessi dalam setiap modul difasilitasi penuh oleh MTT, baik dari PSBG Sukun maupun dari PSBG Kaliwungu, Kudus serta dibantu oleh guru yang telah mengikuti TOT DALI. Mereka telah diberitahu terlebih dahulu materi apa yang harus dibawakan satu minggu sebelum pelaksanaan. Praktis, ICT Team DBE 2 Jawa Tengah hanya ‘mengawal’ berjalannya seluruh sessi.
Strategi ini merupakan upaya pemberdayaan guru, dengan pertimbangan karena keberlangsungan program DALI ini, apabila program DBE 2 berakhir, yang meneruskan adalah para guru, khususnya yang sekarang menjadi MTT. Oleh karena itu, mereka harus dipersiapkan sejak awal agar mereka semakin matang.
Ada beberapa keuntungan yang didapat dari strategi ini:
1. Mereka (para MTT) merasa dihargai kemampuannya karena diberi kepercayaan menjadi fasilitator.
2. Mau tidak mau, para MTT yang telah diberi tanggung jawab menjadi fasilitator akan mau belajar ekstra guna suksesnya acara.
3. Dalam jangka panjang, mereka akan lebih siap untuk menjadi agent of change (agen perubahan), menuju pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) serta inovatif tentunya.
4. Dan dalam jangka panjang pula, kapasitas mereka yang semakin matang akan semakin memudahkan serta membuka peluang lebar bagi mereka dalam setiap proses transisi serta diseminasi program DBE 2.
Meskipun begitu, bukan berarti strategi ini tidak memiliki kelemahan. Dalam pelaksanaan roll out di PSBG Sukun ini ada persoalan yang muncul, misalnya ada seorang fasilitator yang kurang menguasai bagaimana seharusnya sessi berjalan. Ini tak lain disebabkan karena kurangnya persiapan secara pribadi mengenai materi, selain karena punya kesibukan yang lain. Oleh karena itu, evaluasi menjadi kunci keberhasilan roll out berikutnya. Maju terus dan ayo BANGKIT GURU ku !!!
Filed under: Berita |
Tinggalkan Balasan