Saatnya PSBG Kita "Jual"!

Ya sudah saatnya Pusat Sumber Belajar Gugus (PSBG) kita jual. Saham yang dimiliki oleh para guru sudah sepantasnya untuk segera dijual kepada publik.

Pusat Sumber Belajar Gugus semantara ini baru sekedar sebagai wadahnya para guru untuk berkumpul dan melakukan kegiatan-kegiatan rutinitas. KKG, KKKS atau mungkin pelatihan-pelatihan itulah yang sementara ini sudah dilakukan di PSBG. Barang kali itulah yang menyebabkan kenapa dulu PKG (Pusat Kegiatan Guru) tidak pernah berkembang selayaknya sebagai tempat berkumpulnya para cerdik pandai di bidang pembelajaran. PKG tak lebih sekedar nama tanpa arah dan program yang jelas. Tidak ada tanda-tanda hasil karya para penghuninya. Kegiatan yang dilakukan cenderung membosankan. Atau mungkin hanya sekedar rutinitas kedinasan.

Bayangkan ketika kita datang di toko buku. Dengan berbagai dilakukan agar buku yang ada di toko laku terjual. Ada yang dengan memasang iklan di media masa, ada yang memberi diskon, ada pula yang melakukan pameran, ada juga yang membuat kuis dan sebagainya. Semua itu dilakukan agar buku dagangannya laku terjual. Terbukti setiap hari toko buku tersebut selalu didatangi orang walaupun mereka harus membayarnya. Lihat juga warnet. Untuk mendapatkan informasi, kita rela berjubel dan mengeluarkan uang untuk dapat mengakses internet di warnet. Padahal apa yang tersedia di toko buku maupun yang ada di warnet hanyalah dapat memenuhi sebagian kecil dari kebutuhan kita sebagai guru dalam menjalankan tugas kita.

POSTER PSBG

Andaikan PSBG kita kelola dengan profesional seperti mereka, tentu sesuatu yang luar biasa. Selain sebagai pusat sumber belajar bagi warga, tentu akan menjadi sumber penghidupan bagi warganya. Paling tidak menjadi semakin hidup pikirannya, semangatnya, dan kreativitasnya. Dengan promosi yang gencar, mungkin bukan guru saja yang akan mendatangi PSBG. Bahkan masyarakat luas juga akan merasa butuh untuk datang ke PSBG sebagai tempat rujukan untuk mendapatkan informasi dan belajar. Dengan demikian bukan hal yang tidak mungkin jika suatu saat nanti PSBG juga merupakan “pabrik” bagi para guru untuk memproduksi segala hasil pemikirannya yang dapat diwujudkan baik dalam perangkat keras seperti alat peraga maupun perangkat lunak seperti RPP, hasil penelitian, penemuan metode baru dan sebagainya. Yang semua itu akan dapat memberikan “nilai tambah” bagi kesejahteraan guru itu sendiri.

Menyadari hal tersebut maka di Jawa Tengah dilaksanakan lomba “menjual PSBG”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih para pengelola PSBG agar kreatif memasyarakatkan PSBG kepada masyarakat luas. Dalam menjual PSBG mereka dapat melakukan :
1. Pembuatan bulletin atau Newsletter PSBG (Best practices, alat peraga murah, artikel, dsb)
2, Leaflet, Iklan PSBG (yang menampilkan profil PSBG yang anda kelola)
3. Tulisan di media massa (majalah & koran)
4. Tulisan di Apakabar PSBG (Profil guru, APM, Artikel Pendidikan, Berita)
5. Pameran
6. dan ide lainnya

Aspek yang dinilai :
1. Banyaknya sarana media yang digunakan (buletin, leaflet, media massa , dan apakabar psbg)
2. Variasi tulisan (berbagai model tulisan yang dihasilkan spt: berita, profil guru/ siswa, iklan, artikel, karya ilmiah, karikatur dsb)
3. Konsistensi produktivitas (banyaknya tulisan yang sudah dihasilkan dari waktu ke waktu)
4. Kualitas Tulisan (mutu isi)

Hasil mereka dipajang selama 3 hari pada saat Management workshop di Purworejo Jawa Tengah.
setelah dilakukan penilaian terhadap seluruh hasil karya mereka oleh Dewan yuri yang terdiri dari:
1. Pudji Agustine (Grant Manager DBE 2 Jakarta)
2. Rendy Djauhari (Comunication Specialis DBE 2 Jakarta)
3. Winastwan Gora Swajati (ICT Coordinator DBE 2 Jawa Tengah)
4. Sunarto (DLC DBE 2 Jawa Tengah

Maka terpilihlah sebagai juara sebagai berikut :
Juara 1 adalah PSBG Sultan fatah dari Demak
Juara 2 adalah PSBG Ki Ageng Selo dari Grobogan
Juara 3 adalah PSBG Ki Hajar Dewantara dari Klaten