Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keaktifan siswa pada level Sekolah Dasar, ternyata adalah sejauh mana proses dan pendekatan serta pembelajaran yang di dapatkan pada Taman Kanak-Kanak (TK). Untuk menunjang faktor pendukung itu, DBE2 mengembangkan satu program yang terfokus pada Kindergarten atau TK. Program ini telah berjalan, meskipun pada taraf uji coba, yaitu program pembelajaran dengan menggunakan perangkat Audio Interaktif.
Di Makassar berlangsung Pelatihan Interactive Audio Instruction (IAI) Kohort II untuk Guru, Kepala TK,MTT, Dosen/Tutor PGTK Universitas Terbuka yang berlangsung tanggal 7 sampai 8 Januari 2009, diikuti 30 0rang peserta. Pelatihan ini dilaksanakan dengan melibatkan 4 orang fasilitator,masing-masing Octavia Mantik (DBE2 Jakarta), Indro Wiyarno (Pustekkom), L.Hasti.S (P4TK dan PLB), serta Yudha Yunus (DBE2 Sul-Sel).
Tujuan pelatihan ini adalah untuk mereview pengalaman dalam menggunakan program IAI dan mengumpulkan gagasan, solusi atas tantangan yang dialami saat menggunakan program IAI di kelas; mempelajari bagaimana menggunakan materi “Bermain dan Belajar di Negeri Ajaib” yang baru (kartu huruf dan kartu angka,poster,dan lain-lain).
Suasana pelatihan seolah di ruang kelas Taman Kanak-Kanak yang sesungguhnya. Peserta larut dalam kehidupan murid TK, bermain,bernyanyi,menggambar/mewarnai sampai membuat karya untuk pajangan. Yang berbeda hanyalah pakaian dan badan antar peserta pelatihan dengan murid TK yang sesungguhnya. Mereka belajar sambil bermain dalam kelompoknya.
Tiap kelompok memiliki nama, mulai Becak Motor (Bemor) sampai Pesawat Terbang. Lucunya setiap kelompok harus mereka menyuarakan bunyi alat ransportasi itu dengan yel-yel, atau ungkapan simbolik lainnya yang dikreasikan oleh setiap kelompok. Jadilah ruang pelatihan yang luas menjadi bergemuruh dengan teriakan yel-yel saat dipanggil atau disapa oleh Tim Fasilitator.
Arif salah seorang peserta dari komponen tutor/dosen PGTK UT mengungkapkan bahwa pelatihan ini menjadi menarik bukan karena teorinya tetapi praktek nyata dan langsung yang dilakukan oleh peserta dengan suasana pelatihan yang seolah real teaching.
Demikian pula yang diungkapkan oleh Abrar, MTT Kabupaten Pinrang, bahwa pelatihan ini mampu meningkatkan kapasitas guru dan kepala sekolah TK binaan DBE2, dengan dibekalinya peserta tentang pengumpulan gagasan,solusi atas tantangan program IAI sampai pembuatan alat peraga dari bahan yang murah, mudah didapat dan melahirkan hasil karya untuk dipajang atau dijadikan sumber belajar.
Ternyata suasana kelas di pelatihan lebih gaduh dengan suasana kelas di TK, ini membuktikan bahwa peserta menjiwai dan memahami tugas pokoknya sebagai guru atau kepala sekolah dan dapat terus mengembangkan diri sebagi pendidik profesional.

Salah satu Alat Peraga Murah (APM) hasil karya peserta pelatihan.
Yang terpenting dari semua itu adalah dapat mengaplikasikan hasil pelatihan di sekolah masing-masing. Demikian pernyataan Yudha Yunus dalam acara penutupan pelatihan.

Suasana Pelatihan Program IAI TK Kohort 2 DBE2 Sul-Sel
Filed under: Berita, Kegiatan Belajar Mengajar | Tagged: kindergarten, pendidikan anak, pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak |
Selamat Sulsel. Terimakasih Pak Amir atas kiriman berita yang informatif ini……
Salut pak! Terus menulis! Kemarin medalinya udah sampai khan? 🙂