
Salah satu sudut ruang kelas yang ditata bernuansa PAIKEM
Dimasa krisis sekarang ini, apalagi masa kampanye dalam rangka Pemilu banyak menyita perhatian massa di seantero nusantara. Janji-janji pastilah bertebaran penghias sound sistem yang memekikkan telinga pendengarnya. Arak-arakan kendaraan, orasi politik, sampai bagi-bagi sembako setiap hari menjadi suguhan di media massa. Warna-warni partai, dan gemerlap artis dengan segala bentuk penampilannya menghiasi keseharian kita baik yang disaksikan langsung maupun lewat media massa.
Tidak demikian halnya dengan kepala sekolah dan guru-guru di Gugus III Wilayah II Pampang Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Hari Selasa, bertepatan tanggal 24 Maret 2009, hiruk-pikuk kompleks Sekolah Dasar yang berada tepat di belakang ”Graha Pena”, Gedung tertinggi yang dimiliki Kota Makassar saat ini, markas besar ”Harian Fajar Goup”, guru-guru dan siswa tidak seperti biasanya. Mereka larut dalam proses pembelajaran bernuansa Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan alias PAIKEM yang dimotori 3 srikandi Kepala Sekolah, Barnia Lumenta (Kepala SD Inpres Pampang II), Patimang (Kepala SD Inpres Panaikang II/2), dan A. Rosmiati (Kepala SD Inpres Panaikang II/1) bahu-membahu memberi semangat kepada guru-gurunya untuk mengubah sikap menjadikan sekolah sebagai tempat mengembangkan kreatifitas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Usaha itu dilakukan pasca kunjungan mereka di sekolah binaan DBE2 yang terletak di Gugus 1 Mamajang dan Tamalanrea, 2 bulan yang lalu.
Niat dan kerja yang tulus ikhlas untuk memajukan anak bangsa adalah modal mereka untuk menata dan memajukan sekolah yang dilandaskan pada potensi guru-guru dan orang tua serta masyarakat sekitar menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mengembangkan kreatifitas guru dan anak didik. Potensi itu yang dikembangkan dan diberdayakan melalui sikap sipakatau, sipakaingi serta sipakalebbi (Bahasa Bugis,Red) yang artinya menghargai satu sama lain, mengingatkan dan memberi support untuk sebuah pekerjaan mulai mencerdaskan anak bangsa melalui medan pengabdian di Sekolah Dasar.
Barnia Luminta mengungkapkan bahwa apa yang kami kerjakan saat ini adalah upaya awal merintis jalan menuju sekolah idaman yang menjadi embrio lahirnya sekolah berstandar nasional bernuansa PAIKEM. Pernyataan itu diamini oleh 2 orang rekannya sesama Kepala Sekolah, ketika MTT Kota Makassar bertandang ke ketiga sekolah itu.
Kesempatan bertemu dengan guru-guru dan Kepala Sekolah yang akan dijadikan embrio program reflikasi di Kota Makassar, tak disia-siakan penulis untuk menggali lebih jauh keinginan dan harapan mereka. Seuntai kalimat meluncur manis dari para guru dan Kepala Sekolah dipertemuan itu, bahwa ”Kami punya semangat dan kemauan untuk seperti sekolah binaan DBE2 di Kota Makassar, dengan Modal Swadaya murni dari kami”, dengan tulus dan tegas mereka ungkapkan.
Pernyataan itu membuat penulis bersama rekan MTT Hj.Mutmainnah, tertegun dan simpati yang luar biasa. ”Silahkan lihat Pak…,Bu…,apa yang baru kami kerjakan sebagai tahap awal”.,ucap A.Rosmiatai dan Patimang, sang Kepala Sekolah yang penuh enerjik dan ramah menerima kami.
Suganto salah seorang guru sekaligus Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) tidak kalah antusias menerima kami. ”Kami dapat melakukan apa yang dilihat di sekolah binaan DBE2, hanya ini yang baru kami dapat lakukan”, ucapnya lirih dan merendah.
”Rekan guru disini yang didukung oleh kepala sekolah handal mempunyai semangat yang luar biasa untuk berbuat dan merasakan manfaat jika kelas dikelola dengan baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik pula. Tumbuhkan kreatifitas untuk memajukan anak bangsa. Harapan dan masa depan anak didik kita jauh lebih penting dari sebuah slogan kampanye yang menjadi pemanis bibir semata, ungkap penulis memberi motivasi”.
Diakhir kunjungan sebagian guru dari 5 Sekolah Dasar dan Kepala Sekolah melakukan diskusi rencana tindak lanjut sebagai embrio lahirnya ”Program Reflikasi” yang berkelanjutan di Ruang KKG. Pertemuan itu terasa lengkap dengan kehadiran Tassalewa, Kepala SD Negeri Pampang dan Nurliati, Kepala SD Inpres Pampang I yang turut memberi dukungan untuk program reflikasi secara berkelanjutan dengan swadaya.
Reflikasi Swadaya akan dijadikan embrio yang menjadi cikal bakal lahirnya “Model Reflikasi Berkelanjutan”. Model ini akan dikembangkan seiring bergulirnya program reflikasi. Asumsi dasar ke-1 untuk membangun model ini adalah reflikasi yang dibangun dari “akar rumput” secara swadaya atau swadana lebih kuat fundasinya dibandingkan dengan selalu berharap dari lembaga yang lebih tinggi untuk membangunnya. Asumsi dasar ke-2 bahwa kegiatannya sangat partisipatif dengan memberdayakan potensi yang dimiliki sekolah atau sumberdaya sendiri sebagai fundasi pertama sebuah sekolah. Asumsi dasar ke-3 bahwa model pembangunan yang berbasis masyarakat belajar di sekolah lebih langgeng dan bertahan (prinsip Botton-Up). Asumsi-asumsi dasar ini akan menjadi kajian MTT di lapangan untuk melahirkan sebuah model yang permanen dan beradaptasi di sekolah-sekolah yang ada di Kota Makassar.
Filed under: Berita, Cerita Sukses, Kegiatan Belajar Mengajar | Tagged: pendidikan dasar, pengembangan profesionalisme guru |
Terima kasih Pak Mallarangan atas infonya. Mudah-mudahan menjadi motivasi bagi propinsi lain.
Wah menarik sekali Pak, terima kasih Pak Mallarangan atas infonya. Mudah-mudahan menjadi motivasi bagi propinsi lain.