Mereka adalah seorang Guru
Mereka yang nama dan wajahnya telah lama dilupakan, tetapi pelajaran dan wataknya akan selalu diingat dalam prestasi murid-muridnya.
Seharian, mereka telah diminta menjadi seorang actor, teman, perawat dan dokter, penemu barang hilang, pemberi pinjaman ( kalau siswa tidak bawa uang saku), ojek ( jika siswa sakit di jam-jam pelajaran), orang tua pengganti dan sekaligus penjaga iman.
Mesti tersedia peta, grafik lembar kerja, cerita dan buku ajar, mereka sebenarnya tidak punya apa-apa untuk diajarkan, karena murid-murid sebenarnya hanya mempunyai dirinya sendiri untuk belajar.
Mereka adalah guru, mereka paling keras berbicara dan paling banyak mendengar, karunia terbesar terdapat di dalam diri murid-murid, yakni sikap bersedia menerima dan menghargai. Kelimpahan materi bukanlah tujuan utamanya, tetapi mereka adalah pencari harta karun, yang selalu mencari peluang baru bagi murid-muridnya. Peluang untuk menggunakan bakat-bakat dan selalu mencari bakat-bakat yang kadang tersembunyi dibalik sikap seolah-olah menyerah.
Mereka merasakan orang-orang yang paling beruntung diantara semua pekerja. Seorang dokter diijinkan untuk mengantar kehidupan di dunia. Sedangkan seorang guru dijinkan untuk melihat kehidupan itu dilahirkan kembali setiap hari bersama pertanyaan baru, gagasan baru, penemuan baru dan persahabatan baru. Seorang arsitek akan tahu jika bangunan dibuat dengan teliti, bangunan tersebut akan berdiri selama berabad-abad. Dan mereka para guru tahu jika ia membangun dengan cinta dan kebenaran, apa yang dibangun akan abadi.
Mereka juga pejuang, setiap hari bertempur melawan tekanan teman, sikap negatif, rasa takut cara berfikir seragam, prasangka, kebodohan dan kelesuan.
Tetapi……..
Mereka tidak gentar, karena mempunyai sekutu-sekutu yang hebat, kecerdasan, rasa ingin tahu, dukungan orang tua murid, kreativitas, serta cinta dan keriangan. Semua menghampirinya dengan dukungan yang luar biasa.
Lantas…………kepada siapa lagi kita berterima kasih atas kehidupan yang indah, yang begitu beruntung bisa kami jalani, selain kepada murid , masyarakat dan orang tua ?
Karena masyarakat dan orang tua telah memberi kehormatan besar dengan mempercayakan putra-putrinya untuk dididik bersama kita.
Dan mereka, adalah para guru…dan untuk itulah mereka selalu bersyukur kepada Tuhan setiap hari.
I
Puisi ini kupersembahkan untuk rekan-rekan PBS gugus ABU UMAR, Blora, Jawa Tengah
- Bp. Suwadak
- Bp. Maryanto
- Ibu Jeni R
- Ibu Minik
Filed under: Artikel | Tagged: hardiknas, Puisi untuk guru |
Tinggalkan Balasan