KBM Sekolah Mitra DBE 2 di Sekitar Gunung Merapi

Gunung Merapi tidak henti-hentinya mengancam bahaya. Sejak ditetapkannya radius 20 km sebagai radius bahaya Merapi, penduduk lereng Merapi baik yang berada di wilayah Sleman, Yogyakarta maupun di Magelang, Klaten dan Boyolali, Jawa Tengah harus menghindar lebih 20 km dari Puncak Merapi. Kondisi ini sontak membuat pengungsi Merapi ini semakin bertambah. Aktivitas penduduk sekitar lereng Merapi lumpuh total, tak terkecuali kegiatan belajar mengajar di berbagai sekolah.

Bagaimana aktivitas KBM di Sekolah Mitra DBE 2?

Di wilayah Cepogo, Boyolali, seluruh sekolah mitra DBE 2, baik SD maupun MI aktivitas KBM diliburkan, karena seluruh penduduk kecamatan Cepogo mengungsi ke Kota Boyolali. Hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah, karena wilayah Cepogo berada pada radius kurang dari 20 km dari Puncak Merapi. “Bagaimana mau mengajar, wong kita sibuk memikirkan bagaimana menyelamatkan warga doari amuk awan panas”, begitu papar Sarono, MTT PSBG Diponegoro Cepogo. Lebih lanjut Sarono menceritakan, bahwa aktivitas PSBG Diponegoro pun sampai saat ini dihentikan mengingat kondisi yang tidak memungkinkan.

Kondisi di Cepogo berbeda dengan kondisi di Ngemplak yang sama-sama daerah mitra DBE 2 Jawa Tengah di Kabupaten Boyolali. Karena jarak Ngemplak, sangat jauh dari Merapi, sampai saat ini kondisi PSBG di Ngemplak masih aman terkendali. “Hanya abu vulkanik dan pasir, yang sampai ke sini”, begitu cerita Suripto, mantan DLC yang kediamannya di Ngemplak. Meskipun begitu, penduduk di Ngemplak tetap waspada dengan bahaya Merapi, sehingga aktivitas KBM tidak sampai siang seperti hari biasa-biasanya.

Sedangkan di Klaten, aktivitas KBM sekolah-sekolah mitra DBE 2  di Jogonalan, Klaten Utara, Ceper dan Karanganom secara umum masih berjalan seperti biasanya, namun di beberapa tempat siswa dipulangkan lebih awal yakni pukul 09.00 WIB.

Selain tetap mengajar, ada beberapa guru sekolah mitra yang dengan sukarela membantu para pengungsi. Ini yang dilakukan Dewi  S. Retnawati, guru SDN Tangkisanpos, Jogonalan dan beberapa guru lainnya membantu memasak untuk kebutuhan makan para pengungsi.

Sekolah Darurat

Ada yang menarik dari Klaten. Rita Astuti, mantan DLC Klaten, memprakarsai berdirinya sekolah darurat di tempat pengungsian. Bahkan ia mempraktekkan paket Reading Program bagi anak-anak sekolah dasar kelas  1, 2 dan 3 yang bertempat di lapangan Kantor Kecamatan Kemalang, Klaten.

Semoga para korban letusan Merapi ini tetap tabah menghadapi bencana ini. Dan mudah-mudahan bencana ini dapat segera berakhir agar kegiatan KBM bisa berjalan seperti biasanya. Let’s pray for them.

Satu Tanggapan

  1. Semoga bencana ini segera berakhir sehingga mereka yang ada disana dapat segera memulai aktifitas seperti sedia kala.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: