Apresiasi Program Membaca di Kelas: Kisah Anak-Anak Sulsel (Bagian 2-Selesai)

Harapan besar dititipkan pada guru

Para guru dituntut untuk menyiapkan waktu berkualitas dalam pembelajaran di kelas awal. Pemanfaatan waktu di dalam pembelajaran tematik merupakan suatu bentuk bahasa cinta guru

kepada anak didiknya dengan memanfaatkan waktu bersama anak berkomunikasi tentang aktivitasnya sehari-hari, memasukkan nilai moral dan spiritual. Sehingga di masa mendatang, anak didik akan memiliki kemampuan membangun hubungan interpersonal yang baik dengan lingkungannya.

Salah satu strategi yang efektif untuk memberikan waktu yang berkualitas pada anak adalah melalui aktivitas membacakan cerita. Pada dasarnya semua anak sangat suka mendengarkan cerita, dan jadikanlah hal tersebut sebagai ritual untuk memulai aktivitas. Pada saat membacakan cerita, anak sudah terfokus dan berada dalam kondisi hypnosis. Bacalah cerita dengan intonasi yang tepat dan berimprovisasi menjadi tokoh yang ada dalam cerita tersebut, sehingga anak didik Anda menjadi larut dengan cerita yang disampaikan. Pada saat aktivitas bercerita tersebut, masukan sugesti yang positif yang akan direkam dipikiran bawah sadarnya. Sugesti tersebut harus menggunakan kalimat yang positif, singkat, padat dan jelas. Sugesti yang dimasukkan sebaiknya terkait dengan topik cerita yang disampaikan misalnya tokoh “Gori si Raksasa”.

Harapan besar dititipkan pada guru, terkhusus guru-guru di kelas awal agar bisa memberikan program yang dapat menanamkan sikap dan prilaku positif di usia emas anak didik dalam pembelajaran tematik yang disusun secara berkualitas, dan meluangkan waktu yang berkualitas pula  bagi anak didik Anda, agar anak merasa dicintai dan akan terekam memori yang indah yang akan disimpannya di pikiran bawah sadarnya.

Banyak  guru maupun orangtua yang tidak membiasakan bercerita  karena merasa tak bisa bercerita, apalagi bila mereka harus bercerita dengan gaya yang menarik. Program membaca di kelas telah memberi dampak yang luas bagi anak didik di sekolah mitra DBE2.

Beragam kisah menarik dari proses perjalanan program ini yang telah diluncurkan setahun yang lalu telah terjadi di ruang-ruang kelas. Ada beberapa kisah menarik dari program membaca sebagaimana dituturkan berikut ini:

Bagi sebagian orang menjadi pustakawan dan menuliskan daftar buku yang dipinjam adalah hal yang biasa-biasa saja, tetapi anak yang satu ini meladeni rekan sekelasnya sepanjang hari yang rata-rata jumlah peminjam 20 orang murid, dengan tekun dan tulisan yang indah, rapih bahkan anak yang satu ini dapat menceritakan isi buku dari setiap buku yang telah dibacanya kepada rekan-rekan sesama murid dan gurunya, menjadikannya istimewa dan menjadi inspirator bagi banyak orang, anak didik iu adalah Deah Wulan Sari, seperti yang telah dituturkan sebelumnya dalam kisah anak-anak Sulawesi Selatan (SulSel) bagian 1.

Vathimah Zahra

Lain lagi kisah Nur Indah Ramadhani bersama Vathimah Zahra, murid SDN 11 Pangkajene Sidrap yang begitu fasih dengan mimik penuh penghayatan dalam bercerita di depan Yekti Indarti (CRP Manager) dan beberapa murid, guru serta orang tua siswa.

Kemampuannya menceritakan kembali isi buku cerita yang dibacanya, tidak datang sertamerta, melainkan dengan membaca dan menyimak isi buku dengan mengunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan yang sama ditunjukan oleh Fitri, murid kelas III SD Negeri 39 Cakke kabupaten Enrekang, selain telah

Fitri

membaca 40 judul buku bacaan yang ada di kelasnya, juga melibatkan orangtua dan saudaranya di rumah untuk bersama-sama membaca buku yang dipinjam dari perpustakaan kelasnya. Alhasil dari kebiasaan membaca dan semangat yang dimiliki anak ini membuahkan hasil dengan mendapat predikat terbaik di kelasnya.

Ada 2 tips yang dapat dijadikan pijakan dalam rangka menerapkan program membaca di kelas khususnya membacakan atau membawakan cerita kepada anak didik:

Pertama, guru harus mulai ‘belajar’ bicara kepada anak didik dengan lebih hangat. “Berikan lebih banyak pujian ketimbang kritikan. Kalau anak diperlakukan dengan hangat, dia akan menjadi orang yang hangat. Sementara kalau anak diperlakukan dengan keras, mereka akan jadi keras. Bicara dengan kehangatan ini akan membuat kedekatan dan keakraban hingga kemudian dalam kondisi itu guru akan mudah menceritakan apa saja pada anak (ssentuhan hati), sehinga anak-anak pun akan terbuka kepada guru.

Kedua, agar guru bisa bercerita tentu saja  harus banyak membaca buku. Apalagi biasanya buku cerita anak-anak itu tidak terlalu tebal, jadi tidak menghabiskan waktu guru untuk membaca dan menceritakannya kembali kepada anak-anak. Untuk memulai, memang bisa mengambil cerita dari buku, selanjutnya apa saja yang terjadi di sekitar kita bisa menjadi cerita. Semua kejadian bisa diceritakan secara menarik, terutama bila guru telah terbiasa bercerita.

Sekali bercerita, tak perlu terlalu lama. Sekitar 15 menit sampai 20 menit, yang terpenting bukanlah lamanya waktu bercerita, melainkan kualitas dan kuantitasnya. Walau cuma beberapa menit, tapi dilakukan setiap hari, akan lebih efektif dibanding satu atau dua jam tetapi dilakukan hanya sekali sebulan.

Melihat berbagai keutamaan membacakan cerita bagi perkembangan anak didik, semestinya  guru mulai membiasakan diri untuk bercerita kapan saja. Jangan mau dikalahkan televisi atau bermacam bentuk game, karena pada dasarnya anak lebih suka berdekatan dan mendengarkan cerita dari gurunya.

Kisah anak-anak SulSel bagian ke-dua ini membuktikan bahwa penanaman kebiasaan sejak dini melahirkan anak-anak yang dapat melakukan kegiatan membawakan cerita menarik yang bukan hanya dapat dilakukan oleh gurunya tetapi virus membaca sudah tertular ke anak didik. Semoga tulisan ini, dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru, terutama penulis sendiri.

3 Tanggapan

  1. betul–betul.. mantab artikelnya. salam kenal dari http://budiharso.wordpress.com

  2. saya sangat setuju sekali apabila seorang harus memiliki kesiapan yang maksimal dalam persiapan pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi terarah dan sesuai dengan perencanaan.sukses terus pendidikan indonesia jangan pernah lelah untuk membuat anak indonesia menjadi cerdas

  3. memang sangat wajib menanamkan pendidikan yang baik pada anak usia dini, karena memori yang akan tersimpan adalah pada saat usia dini,,

Tinggalkan komentar