Diperlukan "Sense of Belong and Responsibility", Agar Program DBE2 dapat Berkelanjutan

Hari Senin tanggal 28 Juli 2008 bertempat di Ruang Pertemuan BAPPEDA Kota Makassar berlangsung lokakarya desiminasi Program DBE . Dihadiri oleh Anggota DPRD dan Dewan Pendidikan,Ketua BAPPEDA beserta pejabat teknis, Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili Kabid Pendidikan Dasar beserta pejabat teknis lingkup Pemerintah Kota Makassar, PC DBE 1 dan Spesialist,DC/DF serta tak ketinggalan 2 orang MTT DBE 2 Kota Makassar yang didampingi oleh 1 orang perwakilan Kepala Sekolah dan Pengurus PSBG sekolah binaan DBE.

Beberapa point penting dan catatan yang terungkap dari lokakarya tersebut adalah:

  1. Keinginan kuat dari Pihak DBE Sulawesi Selatan agar program DBE1 dan DBE2 dapat didesiminasi di Kota Makassar (di luar Gugus Binaan) atas dukungan Pemerintah Kota Makassar beserta Instansi terkait.
  2. Dibutuhkan Keputusan,Ketegasan serta Komitmen bersama antara Pemerintah Kota Makassar dan DBE Sul-Sel untuk melanjutkan program yang telah dilaksanakan di Kota Makassar Pasca MOU atau Program DBE berakhir.
  3. Sense of belong and responsibility Pemerinta Kota Makassar beserta jajarannya/instansi terkait menjadi entry point keberadaan dan keberlanjutan Program DBE di Kota Makassar dengan memberikan political will dan dana sharing.
  4. Program DBE 1 dan DBE 2 yang titik fokusnya pada manajemen dan peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar akan bermakna dan berbekas jika program bantuan teknis serta hibah DBE-USAID bersenyawa dan sinergi dengan Visi dan Misi serta Renstra Kota Makassar.
  5. Khusus program DBE 2 menekankan perubahan pola pikir dan tindak stakeholder pendidikan di semua level, agar kualitas pendidikan di SD meningkat dalam bingkai atau kacamata holistik dan Future.
  6. Program DBE tidak dapat dilihat atau diukur keberhasilannya hari ini tetapi akan nampak hasilnya beberapa tahun kemudian.
  7. Progrm DBE tetap dibutuhkan oleh sekolah binaan, dan keberadaanya memberikan konstribusi positif serta memberi warna bagi dunia pendidikan di Kota Makassar.
  8. Direkomendasikan untuk dilaksanakan pertemuan lanjutan dengan sakeholder dan Tim DBE untuk merumuskan keepakatan atau keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar terhadap Program DBE yang diberikan,khususnya program desiminasi baik secara menyeluruh,mandiri maupun secara parsial.

    Suasana Lokakarya Desiminasi Program DBE di Kota Makassar

    Suasana Lokakarya Desiminasi Program DBE di Kota Makassar

Diperlukan "Sense of Belong and Responsibility", Agar Program DBE2 dapat Berkelanjutan

Hari Senin tanggal 28 Juli 2008 bertempat di Ruang Pertemuan BAPPEDA Kota Makassar berlangsung lokakarya desiminasi Program DBE . Dihadiri oleh Anggota DPRD dan Dewan Pendidikan,Ketua BAPPEDA beserta pejabat teknis, Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili Kabid Pendidikan Dasar beserta pejabat teknis lingkup Pemerintah Kota Makassar, PC DBE 1 dan Spesialist,DC/DF serta tak ketinggalan 2 orang MTT DBE 2 Kota Makassar yang didampingi oleh 1 orang perwakilan Kepala Sekolah dan Pengurus PSBG sekolah binaan DBE.

Beberapa point penting dan catatan yang terungkap dari lokakarya tersebut adalah:

  1. Keinginan kuat dari Pihak DBE Sulawesi Selatan agar program DBE1 dan DBE2 dapat didesiminasi di Kota Makassar (di luar Gugus Binaan) atas dukungan Pemerintah Kota Makassar beserta Instansi terkait.
  2. Dibutuhkan Keputusan,Ketegasan serta Komitmen bersama antara Pemerintah Kota Makassar dan DBE Sul-Sel untuk melanjutkan program yang telah dilaksanakan di Kota Makassar Pasca MOU atau Program DBE berakhir.
  3. Sense of belong and responsibility Pemerinta Kota Makassar beserta jajarannya/instansi terkait menjadi entry point keberadaan dan keberlanjutan Program DBE di Kota Makassar dengan memberikan political will dan dana sharing.
  4. Program DBE 1 dan DBE 2 yang titik fokusnya pada manajemen dan peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar akan bermakna dan berbekas jika program bantuan teknis serta hibah DBE-USAID bersenyawa dan sinergi dengan Visi dan Misi serta Renstra Kota Makassar.
  5. Khusus program DBE 2 menekankan perubahan pola pikir dan tindak stakeholder pendidikan di semua level, agar kualitas pendidikan di SD meningkat dalam bingkai atau kacamata holistik dan Future.
  6. Program DBE tidak dapat dilihat atau diukur keberhasilannya hari ini tetapi akan nampak hasilnya beberapa tahun kemudian.
  7. Progrm DBE tetap dibutuhkan oleh sekolah binaan, dan keberadaanya memberikan konstribusi positif serta memberi warna bagi dunia pendidikan di Kota Makassar.
  8. Direkomendasikan untuk dilaksanakan pertemuan lanjutan dengan sakeholder dan Tim DBE untuk merumuskan keepakatan atau keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar terhadap Program DBE yang diberikan,khususnya program desiminasi baik secara menyeluruh,mandiri maupun secara parsial.

    Suasana Lokakarya Desiminasi Program DBE di Kota Makassar

    Suasana Lokakarya Desiminasi Program DBE di Kota Makassar

Diperlukan “Sense of Belong and Responsibility”, Agar Program DBE2 dapat Berkelanjutan

Hari Senin tanggal 28 Juli 2008 bertempat di Ruang Pertemuan BAPPEDA Kota Makassar berlangsung lokakarya desiminasi Program DBE . Dihadiri oleh Anggota DPRD dan Dewan Pendidikan,Ketua BAPPEDA beserta pejabat teknis, Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili Kabid Pendidikan Dasar beserta pejabat teknis lingkup Pemerintah Kota Makassar, PC DBE 1 dan Spesialist,DC/DF serta tak ketinggalan 2 orang MTT DBE 2 Kota Makassar yang didampingi oleh 1 orang perwakilan Kepala Sekolah dan Pengurus PSBG sekolah binaan DBE.

Beberapa point penting dan catatan yang terungkap dari lokakarya tersebut adalah:

  1. Keinginan kuat dari Pihak DBE Sulawesi Selatan agar program DBE1 dan DBE2 dapat didesiminasi di Kota Makassar (di luar Gugus Binaan) atas dukungan Pemerintah Kota Makassar beserta Instansi terkait.
  2. Dibutuhkan Keputusan,Ketegasan serta Komitmen bersama antara Pemerintah Kota Makassar dan DBE Sul-Sel untuk melanjutkan program yang telah dilaksanakan di Kota Makassar Pasca MOU atau Program DBE berakhir.
  3. Sense of belong and responsibility Pemerinta Kota Makassar beserta jajarannya/instansi terkait menjadi entry point keberadaan dan keberlanjutan Program DBE di Kota Makassar dengan memberikan political will dan dana sharing.
  4. Program DBE 1 dan DBE 2 yang titik fokusnya pada manajemen dan peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar akan bermakna dan berbekas jika program bantuan teknis serta hibah DBE-USAID bersenyawa dan sinergi dengan Visi dan Misi serta Renstra Kota Makassar.
  5. Khusus program DBE 2 menekankan perubahan pola pikir dan tindak stakeholder pendidikan di semua level, agar kualitas pendidikan di SD meningkat dalam bingkai atau kacamata holistik dan Future.
  6. Program DBE tidak dapat dilihat atau diukur keberhasilannya hari ini tetapi akan nampak hasilnya beberapa tahun kemudian.
  7. Progrm DBE tetap dibutuhkan oleh sekolah binaan, dan keberadaanya memberikan konstribusi positif serta memberi warna bagi dunia pendidikan di Kota Makassar.
  8. Direkomendasikan untuk dilaksanakan pertemuan lanjutan dengan sakeholder dan Tim DBE untuk merumuskan keepakatan atau keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar terhadap Program DBE yang diberikan,khususnya program desiminasi baik secara menyeluruh,mandiri maupun secara parsial.

    Suasana Lokakarya Desiminasi Program DBE di Kota Makassar

    Suasana Lokakarya Desiminasi Program DBE di Kota Makassar

Satukan Tekad Menuju Pendidikan Berkualitas dalam Bayang-Bayang Pendidikan Gratis Melalui KKKS/KKG II Pembelajaran Sains

Tanggal 22 sampai 24 Juli 2008, sekelompok Guru maupun Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD/Pendais berbondong-bondong memasuki ruang PSBG gugus 2 Bangkala Kabupaten Jeneponto Propinsi Sulawesi Selatan. Satu-persatu mereka mengambil tempat sembari saling memberi salam dan bercanda satu sama lain. Seluruh persiapan Workshop Pembelajaran Sains telah terpajang dan siap dioperasikan. Pemandu Bidang Studi dan MTT membagikan ATK/Tool kits kepada setiap peserta. Sesekali terdengar canda yang membuat penulis terenyuh. “Syukurlah DBE2 masih memberi perhatian yang serius dengan kita-kita ini,tetap memberi bantuan teknis dan ATK masih kita dapatkan, dalam situasi kegundahan akan maraknya guru,kepala sekolah disorot pihak berwenang,haaahaaa….!!!!”,ucapan itu meluncur secara refleks dari mulut Kepala Sekolah,guru-guru ditengah kegundahan dengan bayang-bayang antara wujud kongkrit pendidikan gratis versus jadi tersangka kasus pungli

KKS/KKG II Pembelajaran Sains

KKS/KKG II Pembelajaran Sains

bertarung di dalam hati dan pikiran mereka. Namun dibalik pikiran dan hati yang gundah masih ada “oase” untuk tetap eksis meningkatkan kualitas pendidikan, Workshop KKKS/KKG II berjalan sesuai rencana berlangsung selama 3 hari di 2 gugus binaan DBE 2 Sul-Sel secara paralel (Gugus 1 Binamu dan Gugus 2 Bangkala Kab.Jeneponto). DIfasilitasi Ole Tim MIT/MAT dari Universitas Muhammadiyah Makassar didukung oleh Tim MTT DBE2. Materi Workshop, antara lain:

  1. Refleksi BPS/Pendampingan
  2. Demonstrasi Pembelajaran Sains
  3. Menilai Daya Dukung Sekolah terhadap Pembelajarn Sains
  4. Alat Peraga Sains tidak perlu mahal
  5. Menilai Prestasi Belajar Sains
  6. Pembelajaran Sains dalam Aksi
  7. Tugas Mandiri/RTL

PSBG Awards

Team penilai sedang berdiskusi dengan Manager dan PBS di Ruang PSBG Cakraningrat IV Bangkalan

PSBG Cakraningrat IV sebagai salah satu bagian dari binaan DBE2 Jawa Timur telah mendapat kunjungan yang luar biasa, pada tanggal 28 Juni 2008. Kunjungan itu berupa penilaian untuk menentukan yang terbaik dari yang baik PSBG binaan DBE2 Jatim.

Kru penilai terdiri dari Bu Silvana, Pak B Sujadi, Bu Miatin, dan Pak Wafi. Khusus pak Jadi terkesan dengan informasi yang telah mulai dibangun oleh PSBG berupa blog. walaupun masih numpang blok jokomeduro, namun sebelumnya juga sudah diciptakan hanya kurang aktif. dan penilaian “B ” diarih oleh PSBG Cakraningrat IV. Semoga ini awal pemacu semangat untuk tampil lebih baik dan bermutu di masa yang akan datang.

Apa yang harus dikembangkan setelah adanya PSBG Awards? Tentunya kesinambungan program yang secara kontinyu dapat menopang kegiatan para guru yang masih perlu dibengkelkan di PSBG.

LOKAKARYA PENGELOLAAN “PSBG” DI PANGARIBUAN

• Peserta Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Pengurus PSBG

Tarutung, ( Apa kabar PSBG)

Lokakarya Pengelolaan ‘PSBG” ( Pusat Sumber Belajar Gugus” di Pangaribuan yang diikuti 10 kepala sekolah binaan DBE2, 10 komite sekolah, 1 orang Ketua PSBG dan 4 orang kordinator PSBG ABADI Pangaribuan. Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari Jumat – Sabtu ( 18- 19/7) yang membicarakan tentang pengelolaan PSBG, bagaimana memasyarakatkan PSBG, Struktur kepengurusan PSBG serta bagaimana menggunakan ICT dalam pembelajaran dan penulisan berita kegiatan PSBG di “Apa Kabar PSBG” yang telah disediakan DBE2 serta memuat berita PSBG di media lokal yang ada di daerah.

Pada acara pembukaan pelatihan Drs. Dahlan Sitompul, M.Eng menyampaikan kepada peserta bahwa ada indikasi di bebera PSBG binaan DBE2 di Sumatera Utara tumbuh dengan cepat dan mati dengan cepat pula. Sitompul mengharapkan agar PSBG khususnya di Pangaribuan tumbuh secara wajar dan berkesinambungan, ujarnya. Menurut Ketua PSBG Abadi Pangaribuan bahwa kehadiran PSBG di Pangaribuan dapat membantu para guru, kepala sekolah dan warga gugus yang ada di Pangaribuan dalam pendingkatan mutu pendidikan. Karena dengan kehadiran PSBG ini para tenaga pendidik dapat menggunakan tempat ini sebagai tempat pertemuan, pengembangan profesional, sumber informasi dan membuat alat peraga murah yang dapat diterapkan di kelas masing-masing.

PSBG mempunyai 4 fungsi yaitu fungsi pertemuan, pengembangan profesional, informasi dan produksi dimana target sasarannya adalah kepala sekolah, guru, dan warga gugus yang ada di kecamatan Pangaribuan ujar Salmon Tambunan, S.Pd pada Sesi” Apa dan Mengapa PSBG” kepada peserta.

Lokakarya ini menurunkan tim DBE2 yaitu Drs. Dahlan Sitompul, Sarwono, Salmon Tambunan, Gisler Simanullang, Hotmanahan Simorangkir, Banguntua Gultom dan Makmur Hasibuan yang membekali peserta untuk pengelolaan PSBG lebih baik dan berkesinambungan. Kegiatan yang ditutup oleh Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kec. Pangaribuan yang diwakilkan oleh P. Gultom menyampaikan terimakasih kepada semua tim sehingga kegiatan ini berlangsung dengan baik ujarnya pada saat penutupan. Selamat.

 

 

Penulis Berita : Salmon Tambunan

Jabatan : DLC

ToT CRC Management digelar di Medan

  • Di ikuti 6 kordinator Kabupaten/ Kota (DLC) dan Staff DBE2 Medan

Medan ( Apa Kabar PSBG),

Untuk menambah kemampuan para kordinator DBE2 di lapangan, digelar pelatihan “ Training of Trainer” di Hotel Grand Antares Medan, Kamis (10/7) – Sabtu (12/7) yang dipandu oleh Pudji selaku Manager Hibah dan Rendy sebagai Spesialis Komunikasi DBE2.

Kordinator ( Red : DLC) yang hadir pada pelatihan kali ini ; Salmon Tambunan, Darwin Siregar, Gisler Simanullang, Irwansyah, Abdulrahman Ayun dan Sarwono yang pada kegiatan ini bertindak sebagai kontak person Pusat Sumber Belajar Gugus ( PSBG), serta didampingi Tony Victor Hasibuan, Monitoring dan Evaluasi DBE2 Medan , Dewi Sebayang dan Dahlan Sitompul; TPC ( Training Program Coordinator DBE2.)

Pelatihan yang akan dilaksanakan selama 3 hari akan membahas topik – topik antara lain, Sekilas PSBG, Pengelolaan PSBG, Diskusi tentang Managemen PSBG di Sumatera Utara, bagaimana memasyarakatan PSBG, bagaimana memanfaatkan ICT ( Information Communication Tehnologie) dalam pembelajaran serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan masing-masing PSBG untuk menjalan ke-4 fungsi PSBG.

Menurut salah seorang peserta Irwansyah, kordinator Tebing Tinggi – Tanjung Balai mengatakan bahwa pelatihan yang diadakan DBE2 perlu ditambah frekuensi pelatihan tentang PSBG di gugus masing-masing. Hal ini untuk meningkatkan efektifitas pengurus PSBG menjalankan program kerja yang telah dibuat dan direncanakan, ujar Irwansyah disela-sela pelatihan di lantai 2 ruang Uranus.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini para DLC diharapkan dapat menjadi pemandu kegiatan yang sama di Gugus yang telah ditentukan pada pertengahan bulan ini. Semoga sukses dan selamat berjuang. Mari direnungkan Haruskah PSBG yang mempunyai tujuan meningkatkan profesionalisme guru sebatas kenangan saja???

Penulis Berita : Salmon Tambunan

DLC – Siboga – Tapanuli utara C-2

Menambah Pendapatan PSBG dengan Buku Sekolah Elektronik

PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus) dituntut untuk memiliki kemandirian dalam mengembangkan diri, termasuk mampu dalam pembiayaan segala kegiatan yang diselenggarakan oleh PSBG, tentu saja yang berhubungan dengan pengembangan profesionalisme guru di lingkungan gugus. Terdapat berbagai cara untuk mendapatkan pemasukan dana ini, misalnya memproduksi alat peraga sederhana dan menjualnya ke sekolah anggota gugus, atau membuat LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dipasarkan didalam atau diluar gugus.

Dengan hadirnya BSE (Buku Sekolah Elektronik) yang dapat didownload secara gratis di situs http://bse.depdiknas.go.id sepertinya membawa inspirasi segar untuk dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus). Lantas bagaimana caranya? Cara pertama adalah mencetak buku sekolah elektronik dengan biaya yang murah, kemudian menjualnya ke sekolah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah (berkisar antara Rp. 5.000 s/d 14.000). Sedangkan cara kedua adalah dengan menjual keping CD/DVD yang berisi soft copy BSE kepada para guru dan sekolah agar mereka dapat menggandakan dan mencetak sendiri.

    Kami telah mencoba untuk mendownload semua buku elektronik SD (Sekolah Dasar) yang berjumlah 15 (lima belas) judul buku dari alamat situs yang disediakan, hasilnya semua file berformat PDF tersebut berukuran lebih dari 1 Gb, untuk itu diperlukan media penyimpanan 1 (satu) keping DVD atau menggunakan 2 (dua) keping CD. Merupakan tindakan yang sangat berarti bagi lingkungan sekitar apabila kita dapat menyebarluaskan buku murah sekaligus memberi tambahan pemasukan kepada PSBG. Maju terus PSBG Indonesia!

    Ditulis oleh : Winastwan Gora S. (ICT Coordinator DBE2 USAID Jawa Tengah)

    Berharap Banyak dari Buku Sekolah Elektronik (BSE) Depdiknas

    Buku sekolah elektronik yang rencananya akan diluncurkan pemerintah bulan Agustus nanti merupakan angin segar bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Nantinya bahan ajar akan semakin mudah dan murah untuk didapatkan, sekolah dapat secara cuma-cuma memanfaatkan Buku Sekolah Elektronik (BSE) ini untuk kepentingan pengajaran.

    ApaKabar PSBG Sebagai komunitas yang peduli terhadap pendidikan tentu saja berharap banyak dari buku ini, apalagi pemerintah berencana untuk menyediakan sebanyak 295 judul buku pada bulan Agustus 2008. Potensi sebanyak ini tentu saja harus disikapi dan ditindak lanjuti dengan berbagai kegiatan sosialisasi, agar buku sebanyak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal. Kami sangat berharap buku-buku ini dapat menjadi solusi alternatif atas kenaikan harga buku ajar di pasaran yang kabarnya naik sekitar 30%.

    Baca lebih lanjut

    Download Buku Sekolah Elektronik (BSE) dari Depdiknas

    Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) baru-baru ini meluncurkan program Buku Sekolah Elektronik (BSE). Program BSE ini merupakan upaya pemerintah dalam rangka menyediakan buku ajar yang murah bagi para siswa dan guru di Indonesia. Untuk itu Depdiknas telah membeli hak cipta dari buku-buku ajar untuk dapat didistribusikan secara murah ke masyarakat. Telah disediakan banyak buku elektronik untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai SLTA. Silahkan kunjungi alamat http://bse.depdiknas.go.id untuk mendapatkan buku-buku tersebut.