Mampu membaca tidak berarti secara otomatis terampil membaca. Terampil membaca tidak mungkin tercapai tanpa memiliki kemampuan membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak didik kita akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak hanya bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga untuk mata pelajaran lain. Kegiatan membaca yang dilakukan akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosionalnya. Membaca bagi manusia hakikatnya merupakan kebutuhan mendasar seperti kebutuhan manusia akan papan, pangan, dan sandang.
Menurut Esther Kartika, salah seorang tenaga pendidik yang tinggal di Jakarta mengungkapkan bahwa sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Apabila seseorang secara rutin membaca dapat memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik,sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat dapat “membuka jendela dunia”, dengan membaca dapat dihindari sikap picik dan fanatisme yang negatif.
Kemampuan baca tulis siswa sekolah dasar di Indonesia melalui tes penilaian pendidikan international (International Education Assesement Test) hanya berada pada urutan kedua terendah dengan nilai 36,0% di atas venezuela yang berada pada posisi terendah (33,9%) dari 42 negara yang disurvai (weda,2009). Rendahnya mutu pendidikan dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia, tidak terlepas dari rendahnya minat baca siswa, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia secara umum. Meminjam istilah salah seorang dosen jurusan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Makassar (UNM) bahwa karena kurang membaca, sehingga orang sulit mengkomunikasikan idenya, sulit berinovasi dan mencipta serta tidak mampu mentransfer ilmu pengetahuan,teknologi,dan seni, sehingga tidak mampu memproduksi barang dan jasa yang berkualitas, misalnya produksi pertanian yang jauh tertinggal dari Thailand, dengan banyak membaca mereka terus-menerus melakukan ujicoba dan rekayasa genetika untuk menemukan bibit unggul, seperti durian bangkok,ayam bangkok, dan lain-lain.
Dari tiga kompotensi dasar siswa yakni, membaca,menulis, menghitung (CALISTUNG) atau dalam bahasa Inggrisnya Reading,WRiting, and ARithmetic (3R), ada juga yang mengistilahkan BALITUNG (Baca, Tulis, Hitung). Membaca adalah keterampilan utama dalam proses belajar mengajar,baik di kelas maupun di luar kelas. Seseorang akan dengan lancar menulis jika dapat membaca dengan baik jika ia dapat membaca dan menulis. If you don’t read, you don’t write (kalau engkau tidak punya kebiasaan membaca,engkau tidak bisa menulis), dan Frank Lawrence pernah berkata “one learns to write by reading good books, as one learns to talk by hearing good talkers”, seseorang belajar menulis dengan membaca buku-buku yang baik,seperti halnya dia belajar bicara dengan mendengarkan pembicaraan baik.
Membaca juga mempunyai manfaat penting dalam kaitannya dengan peningkatan mutu sumberdaya manusia.Dengan gemar membaca ,terutama tentang ilmu-ilmu pengetahuan baik alam maupun sosial,maka akan diperoleh berbagai informasi dan pengetahuan yang belum kita ketahui sebelumnya,sehingga kita tidak tertinggal dari negara-negara lain . Para peraih medali olimpiade sains international adalah siswa-siswa yang kesehariannya berkutat dengan buku,buku apa saja,yang penting tidak pernah berhenti terlalu lama dari membaca.
Betapa pentingnya membaca sehingga Kongzi selaku seorang sosiolog klasik Cina pada abad ketiga pernah memberi nasehat sebagai berikut:
“jika anda merencanakan kehidupan 1 tahun kedepan semaikanlah benih. Jika anda merencanakan 10 tahun kedepan tanamlah pohon, tetapi jika anda merencanakan 100 tahun kedepan ajarilah orang membaca.
Menurut seorang ahli,”Katakanlah kepada saya apa bacaan anda, saya akan segera dapat menilai sikap anda”. Ungkapan itu bermakna bahwa pribadi seseorang dapat dikenal melalui bacaannya karena bahan bacaan dapat membentuk kepribadian.Oleh karena itu perlu mengajari anak untuk selektif dalam memilih bacaannya (bersambung).
Filed under: Artikel, Uncategorized | Tagged: CALISTUNG, Minat Baca, Selektif |
Tinggalkan Balasan